PEMBERDAYAAN KREDIT MIKRO DAN KEUANGAN MIKRO DI WILAYAH PROGRAM DAMPINGAN DAN DI PAROKI-PAROKI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN.

Mengapa program ini bagian dari Divisi Ekora?

Salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan adalah memutus mata rantai dengan memberdayakan pelaku-pelaku usaha mikro melalui pengembangan Keuangan Mikro dan pemberdayaan Lembaga Keuangan Mikro. Keuangan Mikro dan Lembaga Keuangan Mikro merupakan model penyediaan jasa keuangan bagi masyarakat yang memiliki kemampuan produktif yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan atau kesejahteraan seraya mengurangi tingkat kemiskinan. Untuk itu, keberadaan sebuah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) harus bisa diakses oleh masyarakat sebagai penerima manfaat utama layanan keuangan yang disediakan LKM karena kunci kesinambungan dan pengembangan usaha mikro sebagai sumber penghidupan adalah kemudahan meng-akses jasa keuangan.

PAGUYUBAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KRISTOFOR

CARITAS PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

(PLKM KRISTOFOR CPSE KAM)

Salah satu hasil dari Sidang Sinode ke-V KAM tahun 2009 adalah pengembangan lembaga keuangan mikro di KAM. Berkaitan dengan hal ini, maka pada bulan Nopember 2011 diadakan pertemuan tentang penataan kembali kerasulan sosial ekonomi melalui Credit Union yang berlandaskan prinsip Ajaran Sosial Gereja ASG) di Paroki-paroki KAM. Pada pertemuan tersebut, kebutuhan akan hadirnya paguyuban semakin mengkristal. Hal ini merupakan aspirasi perwakilan 19 pengurus LKM yang bertemu di Aula Paroki Santo Joseph Jl. Kain Batik Pematangsiantar. Aspirasi tersebut ditindaklanjuti oleh Divisi Ekora Yayasan Caritas PSE KAM bersama Panitia Adhoc yang terpilih pada saat itu. Tujuannya adalah sebagai lembaga pemersatu diantara LKM Paroki yang ada, sehingga tercipta jaringan yang luas dan kerjasama yang mantap.

Kehadiran paguyuban ini diharapkan dapat memberi asistensi teknis pembukuan dan administrasi, pemeriksaan keuangan, pendidikan dan pelatihan LKM serta yang paling utama adalah penanaman prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Disamping itu diupayakan juga menghimpun dan menyalurkan Dana Solidaritas yang bertujuan untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh anggota LKM Paroki yang meninggal dunia tetapi meninggalkan hutang dan tanda kasih bagi anggota LKM Paroki yang meninggal dunia.

Yayasan Caritas PSE KAM menjadi inisiator dan konsientisator bagi paguyuban ini sehingga Gereja dapat sungguh-sungguh hadir dalam pengembangan sosial ekonomi umat dan masyarakat seturut terang Injil dan prinsip-prinsip Ajaran Sosial Gereja. Oleh karena itu, Paguyuban ini merupakan organisasi yang bertujuan  untuk pengembangan sosial ekonomi umat dan masyarakat.

Pada perkembangan berikutnya, ketika RAT Pertama yang diselenggarakan pada tanggal 13 Maret 2014, di PPU Simpang Karangsari Pematangsiantar, nama dari Paguyupan ini selanjutnya disebut PAGUYUBAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO KRISTOFOR CARITAS PENGEMBANGAN SOSIAL EKONOMI KEUSKUPAN AGUNG MEDAN, yang disingkat menjadi PLKM KRISTOFOR CPSE KAM.

Visi dan Misi

Stuktur Organisasi

Berdasarkan Anggaran Dasar BAB VIII, Pasal 14 bahwa struktur organisasi PLKM KRISTOFOR CPSE KAM terdiri dari:

1. Dewan Pembina ex officio Uskup Agung Medan, Ketua dan Direktur Yayasan Caritas PSE KAM.
2. Badan Pengawas terdiri dari: Ketua Badan Pengawas ex officio Ketua Divisi Ekora dan 2 orang dipilih dari anggota PLKM KRISTOFOR CPSE KAM.
3. Badan Pengurus terdiri dari: Ketua, Sekretaris Bendahara dan 2 orang anggota.

Berdasarkan hasil keputusan RAT PLKM KRISTOFOR CPSE KAM Tahun Buku 2019 yang dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Februari 2020, Badan Pengawas dan Pengurus PLKM KRISTOFOR CPSE KAM untuk periode 2020-2025 adalah sebagai berikut:

CU/Koperasi Dampingan

Jumlah CU/Koperasi Paroki yang menjadi anggota PLKM KRISTOFOR CPSE KAM (sampai pada tahun 2019) sebanyak 22 CU/Koperasi yang meliputi:

Jenis kegiatan

Dalam rangka pengembangan dan pemberdayaan CU-CU di Paroki KAM, PLKM KRISTOFOR CPSE KAM melakukan kegiatan yang meliputi:

1. Memfasilitasi pendidikan dan pelatihan dan mempersiapkan materi pendidikan dan pelatihan baik barupa buku saku maupun slide presentasi.
2. Melaksanakan audit internal (manajemen dan keuangan).
3. Mendorong agar CU Paroki melaksanakan RAT setiap tahun dan CARITAS PSE turut hadir dan memberikan masukan pada RAT CU Paroki.
4. Mengadakan pertemuan tahunan bersama CU-CU Paroki (RAT).
5. Mengadakan pendampingan berupa asistensi teknis, kunjungan dan monitoring serta diskusi dalam upaya mencari solusi permasalahan internal yang dihadapi oleh CU Paroki.
6. Memfasilitasi dan mendorong pembentukan CU Paroki